PQX: malam ini, aku memilih menjadi bunga dari rumput liar... yang tumbuh di celah trotoar terbongkar. Menjadi saksi, atas kepedihan malam; saat lapar menjadi monster yang menarik kita menjadi pendosa.....
mas Edhie: dan monster-monster itu bangkit....menerkam orang-orang yang kenyang, melompat dari gedung-gedung pemerintahan, bermetamorfosis menjadi keserakahan.
putu: jika kau bunga rumput liar, perkenankan aku jadi angin malam... sang kurir pembawa risalah kepedihan... menebar aroma maut, dari kota ke kota; karena di setiap kota, selalu saja ada noda sampah dosa, ia menjadi karat yang indah di tengah mesin pembangunan... tunggu saatnya; mesin akan runyam... tergerus badai kesesatan ini... hiks!!
mas Mono: Seperti malam yg enggan mengatupkan rembulan pada sisi malamnya bung...
mas Edhie: wahai angin malam dan bunga liar....mampirlah sebentar, menengok wajah-wajah cantik berbalut senyum, di baliho-baliho obat panu .......tersorot terang lampu neon...sementara dibawahnya meringkuk anak-anak korban monster...
mas Mono: Semarak lampu jalanan...
Sorotkan sinarnya, penerang penuh kegelisahan.
Sementara...
Kumpulan anak2 malam..
Sibuk memainkan syair... Dendangkan nyanyian hati pembawa kehangatan.
Seperti lukisanmu...
Yg tergores tinta tak berwarna...
kata Dinda Suchi: Biarkan aku menjadi srikandi malam diantara arjuna2 yg memperjuangkan keadilan...
Hiks...malu.
mas Hirzul: Malam ini aku hanya ingin menjadi manusia biasa. Tertidur nyaman dg alas apa adanya berbantal ransel yg biasa ku gendong tiap malam. dan semua monster, rata dg tanah habis kuinjak2 dlm mimpiku. Hehe.. Setidaknya aku mjd pahlawanmu utk semalam meski dlm mimpi ^_^
[percakapan di FB, antara Bung Pahsuju, Mas Edhie, mas Mono, Putu, Dinda Suchi..., juga pendatang baru: Hirzul..]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar